Wanita Lebih Banyak Menderita Gangguan Jiwa
Kebanyakkan orang akan berpikir yang disebut Gangguan Jiwa adalah gila, tapi sebenarnya gangguan jiwa mencakup lebih luas yang bisa berarti Stres, Cemas berlebihan dan depresi atau keadaan jiwa yang tidak seperti pada umumnya.
Kebanyakkan orang akan berpikir yang disebut Gangguan Jiwa adalah gila, tapi sebenarnya gangguan jiwa mencakup lebih luas yang bisa berarti Stres, Cemas berlebihan dan depresi atau keadaan jiwa yang tidak seperti pada umumnya.
Masalah kejiwaan seperti diatas bisa dialami siapa saja tanpa batasan jenis kelamin, dan usia (kecuali bayi tentunya). Dari semua data terkumpul, pria berumur lebih dari 65 tahun, mengalami lebih banyak gangguan jiwa.
Pada usia kurang dari 65 tahun, justru perempuan yang
lebih terekspos/rentan terhadap gangguan mental.
Pada acara "Hitam Putih" di Trans7, Dedy Corbuzier mengatakan Victor Frankl selamat dari penjara tentara Nazi walaupun semua harapan sengaja dihilangkan dari hidupnya.
Orang tuanya, saudara laki-lakinya, dan istrinya dibunuh dengan kejam oleh tentara itu. Adik perempuannya diperkosa berkali-kali. Lalu apa yang mempertahankannya tetap bertahan hidup?
Victor sendiri juga dipenjara tanpa makanan, disiksa terus menerus tanpa tahu kapan siksaan bertubi-tubi itu akan berakhir.
Dia berkata mereka bisa saja mengambil segalanya, akan tetapi tidak untuk sikap dan pikiran positif yang dia miliki.
Victor terus membayangkan kenangan indah akan istrinya, dia membayangkan dirinya bertanya dan menjawab pertanyaan dengan istrinya walaupun dia tahu istrinya sudah meninggal. Tekad Victor yang luar biasa untuk bertahan hidup itulah yang membuatnya bisa selamat.
Dari wawancara yang dilakukan koran Padang Ekspress dengan Dokter Nalini Muhdi Agung SPKJ(K), ketua Seksi Psikiatri Perempuan di Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, disimpulkan bahwa wanita 2 kali lebih banyak yang memiliki masalah mental dibandingkan dengan lelaki.
Kenapa harus perempuan? Satu diantara alasannya adalah karena hormon estrogen yang dimiliki perempuan.
Pernahkah Anda mendengar;"Oh, dia itu marah terus karena lagi datang bulan (menstruasi)"
Nah, pada saat menstruasi itulah hormon estrogennya dalam tubuh wanita menurun drastis.
Bukan hanya pada waktu menstruasi saja, tapi juga sesudah melahirkan, 5 tahun sebelum dan setelah menopause.
Eits, tunggu dulu, Hormon estrogen ini juga ada baiknya lho! Karena hormon ini mencegah terjadinya gangguan jantung dan tekanan darah tinggi alias hipertensi pada wanita.
Apa faktor lainnya dari sakit jiwa ini? Ketidakmampuan secara ekonomi, hubungan sosial yang tidak harmonis baik dalam keluarga maupun diluar keluarga, perlakuan yang tidak adil, dan kejadian traumatis di masa lampau.
Masa kehamilan yang bermasalah, persalinan yang berkomplikasi, kesulitan menjaga anak dan diharuskan mencari nafkah juga, semua ini membuat wanita merasa terlalu berlebihan untuk dapat ditanggungnya seorang diri.
Tentu saja pria lebih santai apabila setelah bekerja lalu pulang ke rumah untuk beristirahat sementara sang istri masih harus membersihkan rumah dan menangani anak-anak.
Belum lagi kekerasan di badan, emosi, kata-kata, seksual, ekonomi, diteror yang lebih sering terjadi pada kaum hawa ini. Semua bentuk kekerasan ini sekarang lebih banyak dialami perempuan pada waktu pacaran dan bisa saja terus berlanjut ke jenjang pernikahan jika perempuan tetap membiarkannya terjadi dan berharap kekerasan ini dapat berakhir dengan sendirinya setelah memiliki anak.
Setelah menjadi korban kekerasan dari sang pacar, perempuan muda tidak tahu harus melakukan apa untuk menghentikan kekerasan tersebut, entah itu karena diancam atau masih cinta.
Biasanya setelah perempuan mengadu kalau dirinya sudah tidak suci lagi, orang tua atau keluarga akan menyalahkan perempuan belia tersebut,"Kenapa kau tak mendengarkan waktu ibu melarang kau keluar dengannya!"
Pada saat-saat seperti ini, seharusnya keluarga memberi dukungan penuh karena semua orang tidak berharap dan tidak menduga kekerasan akan terjadi (nasib kan tidak bisa diramal).
Sudah disakiti pacar dan dimarahi keluarga, perempuan muda ini pun mulai mengutuk diri sendiri, ketakutan, emosi-kemarahan-tinggi, tekanan mental, sedih. Semua perasaan negatif ini membuat korban terjerumus dalam ketuputus-asa-an, rendah diri, dan lemah.
Bila berlanjut cukup lama bisa terjadi kelainan psikologis, diantaranya cemas yang kelewatan, panik terus-menerus, depresi, ketakutan berlebih-fobia, kepribadian ganda (perubahan sifat dan karakter menyimpang) dan akhirnya-psikosis.
Pada saat-saat seperti ini, seharusnya keluarga memberi dukungan penuh karena semua orang tidak berharap dan tidak menduga kekerasan akan terjadi (nasib kan tidak bisa diramal).
Sudah disakiti pacar dan dimarahi keluarga, perempuan muda ini pun mulai mengutuk diri sendiri, ketakutan, emosi-kemarahan-tinggi, tekanan mental, sedih. Semua perasaan negatif ini membuat korban terjerumus dalam ketuputus-asa-an, rendah diri, dan lemah.
Bila berlanjut cukup lama bisa terjadi kelainan psikologis, diantaranya cemas yang kelewatan, panik terus-menerus, depresi, ketakutan berlebih-fobia, kepribadian ganda (perubahan sifat dan karakter menyimpang) dan akhirnya-psikosis.
Salah satu kasus psikiatris, setelah diperkosa, perempuan ini merasa jijik pada segala sesuatu yang seksual.
No comments:
Post a Comment